A. PENGERTIAN MODEL BISNIS
Model bisnis adalah merencanakan
bagaimana sebuah organisasi Pertanyaannya kini, apakah model bisnis ini
hanya berlaku bagi institusi atau organisasi yang hanya bertujuan untuk mencari
keuntungan? (Abeng, 2006).
Pada dasarnya, setiap organisasi
hadir untuk menciptakan nilai (value) bagi siapa pun yang memiliki kepentingan
terhadap institusi yang bersangkutan (Abeng, 2006).
Sedangkan dalam batasan
lainnya, organisasi merupakan sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok orang
yang bekerja sama mengarah pada tujuan bersama di bawah kewenangan dan
kepemimpinan (Kartono, 2008).
Setiap bisnis atau organisasi, tidak terkecuali yang
diperani oleh lembaga nirlaba ataupun birokrasi pemerintah,
menyelenggarakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan (costumer).
Oleh karena itu setiap organisasi harus jelas siapa pelanggannya agar supaya
pemenuhan kebutuhan berdasarkan konsep nilai yang ditentukan oleh pelanggan,
bukan oleh produsen (Abeng, 2006).
Suatu model bisinis menggambarkan pemikiran tentang
bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai[1] - baik
itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis,
karena itu, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal
untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan,
apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi,
praktik-praktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional.
1.
Tinjauan
Model Bisnis
Deskripsi formal mengenai
bisnis merupakan batu-bata bagi seluruh bangunan kegiatannya. Ada banyak
perumusan bisnis yang berbeda-beda; tesis Alexander Osterwalder (2004)[2] mengajukan
sebuah model rujukan tunggal berdasarkan
kesamaan-kesamaan di antara berbagai macam perumusan bisnis.Melalui templat desain model bisnisnya itu, sebuah perusahaan dapat dengan
mudah menggambarkan model bisnis mereka.
2.
Sejarah
Model Bisnis
Sejarah singkat mengenai model bisnis,
mungkin berlangsung sebagai berikut.
Yang paling dikenal dan paling dasar
adalah model bisnis ala pemilik toko. Buka toko di lokasi di mana pelanggan
potensial mungkin berada, lalu pajang produk dan jasa di sana.
Selama bertahun-tahun, banyak model
bisnis berkembang kian canggih. Model bisnis kail
dan umpan (yang juga dirujuk
sebagai "model bisnis gunting dan pisau cukur" atau "model
bisnis produk-produk terikat") telah diperkenalkan pada awal abad ke-20.
Model ini bekerja dengan menawarkan produk dasar di level harga yang rendah,
seringnya dalam harga rugi (umpan), lalu mengenakan biaya untuk produk isi
ulangnya, atau produk-produk dan layanan lain yang terkait. Contohnya ialah:
gunting (umpan) dan pisau cukur (kail); ponsel (umpan) dan pulsa bicara (kail);
printer (umpan) dan tinta isi ulang (kail); serta kamera (umpan) dan hasil
fotonya (kail). Sebuah variasi menarik dari model ini adalah seorang pengembang
piranti lunak yang memberikan piranti lunak pembaca dokumen secara gratis, tapi
mengenakan sejumlah biaya untuk piranti lunak penulis dokumennya.
Pada tahun 1950-an, model
bisnis baru telah muncul dari restoran McDonald
dan perusahaan Toyota. Pada 1960-an, inovatornya ialah Wal-Mart dan
Hypermarkets. Masa 1970-an menyaksikan model bisnis baru dari FedEx dan Toys R
Us; 1980-an dari Blockbuster, Home Depot, Intel, dan Dell Computer; 1990-an ada
Southwest Airlines, Netflix, eBay, Amazon.com, dan Starbucks. Kurang
dipikirkannya persoalan model bisnis ini telah juga menjadi masalah di era
perusahaan dot-com.
Kini, tipe model bisnis
bergantung kepada bagaimana teknologi digunakan. Sebagai contoh, wirausahawan
di dunia maya juga telah menciptakan model baru secara keseluruhan yang
sepenuhnya bergantung kepada teknologi yang ada atau sedang berkembang. Dengan
memanfaatkan teknologi, pebisnis dapat menjangkau pasar dalam jumlah besar tapi
dengan ongkos minimal.
3.
Contoh
model bisnis
Model bisnis bata dan semen
Model bisnis yang mana suatu perusahaan
mengintegrasikan kehadiran offline (bata) dan online (semen). Contoh model
bata-dan-semen adalah ketika toko memfasilitasi pembelian secara online, namun
produk bisa diambil di toko lokal.
Model bisnis kolektif
Organisasi atau asosiasi bisnis pada
umumnya dibentuk oleh sejumlah besar bisnis, pedagang atau profesional di
bidang yang sama atau berkaitan, yang menyatukan sumberdaya bersama-sama,
berbagi informasi atau menyediakan layanan lain bagi anggotanya.
Model potong rantai pasok
Yakni dengan menghilangkan pihak
perantara dalam rantai pasok, yang dalam hal ini semisal adalah distributor,
agen, atau broker. Perusahaan dalam hal ini langsung berinteraksi dengan
pelanggan, semisal melalui internet. Model ini sangat erat hubungannya dengan penjualan langsung
Waralaba
Apa yang disebut dengan model bisnis waralaba adalah menggunakan kesuksesan
model bisnis dari perusahaan lain telah sukses. Dalam hal ini kesuksesan
pemilik waralaba menjadi kesuksesan juga bagi sang pewaralaba.
Waralaba (Inggris: Franchising;Prancis: Franchise) untuk kejujuran atau
kebebasan[1]) adalah hak-hak untuk menjual suatu
produk atau jasa maupun layanan[2]. Sedangkan menurut
versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan
dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak
dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang
dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan
barang dan jasa[3].
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang
dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu
atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur
dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu
meliputi area tertentu.
Contoh model bisnis lainnya:
- Lelang Lelang adalah proses membeli dan menjual
barang atau jasa dengan cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran
harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga
tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme
atau peraturan perdagangan dari pasar
modal.
Ada beberapa variasi dari bentuk dasar lelang, termasuk batas waktu, minimum atau maksimum batas harga penawaran, dan peraturan khusus untuk menentukan penawar yang menang dan harga. Peserta lelang mungkin atau mungkin tidak mengetahui identitas atau tindakan dari peserta lain. Tergantung pada lelang, penawar dimungkinkan hadir secara langsung atau melalui perwakilannya, termasuk telepon dan internet. Penjual biasanya membayar komisi kepada pelelang atau perusahaan lelang berdasarkan persentase harga penjualan terakhir.
Sejarah lelang di Indonesia dimulai oleh East India Company yang
menyelenggarakan lelang untuk teh (1750) dah masih bertahan sampai sekarang di
London. Ada juga lelang tembakau Indonesia yang masih bertahan di Bremen,
Jerman.
Ada beberapa tempat yang umum digunakan sebagai tempat melelang:
- Penjualan langsung Penjualan langsung merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan
produk atau jasa yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen.[1] Penjualan
langsung (hardsell) lebih menekankan pengambilan keputusan yang
didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang
diberikan suatu produk.[2] Wujud dari penjualan langsung (hard
sell) dapat ditemui dalam bentuk promosi penjualan (sales promotion),
penjualan pribadi (personal selling), penjualan langsung (direct
response marketing), serta merchandising
dan point of purchase.[2]
- Freemium Freemium[1][2] adalah
sebuah model bisnis yang
bekerja dengan menawarkan layanan mendasar secara cuma-cuma, dan
mengenakan biaya premium hanya untuk fitur khusus atau lanjutan. Kata
"freemium" merupakan gabungan lebur yang dibuat dengan
mengombinasikan dua aspek dari model bisnis ini, yaitu: free" dan
"premium". Model bisnis ini populer di kalangan perusahaan Web
2.0.[3]
- Langganan Pelanggan atau langganan merujuk pada individu atau rumah tangga,
perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan dalam ekonomi.
Secara spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang yang
terbiasa untuk membeli barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai
pendekatan, tergantung dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan
bisa disebut sebagai klien, nasabah, pasien. Maknanya adalah pihak ketiga
di luar sistem perusahaan yang karena sebab tertentu, membeli barang atau
jasa perusahaan. Khusus untuk nasabah, istilah ini digunakan mewakili
pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri
maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain.
Dalam kegiatan usaha, seorang pemasar atau penjual, mendekati prospek. Prospek dipahami sebagai relasi bisnis yang membangun hubungan dengan perusahaan. Prospek adalah relasi yang bisa sudah menjadi pelanggan ataupun belum. Dalam pengertian yang lebih luas, relasi bisnis menyangkut hubungan bisnis dengan semua pihak ketiga di luar perusahaan. Termasuk dalam kriteria ini : penyedia/vendor, bank, atau pihak lainnya.--Adji Kasrinandi (bicara) 09:39, 29 Maret 2010 (UTC)
Kebutuhan pelanggan dapat didefinisikan sebagai barang atau jasa yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda tingkatannya dan pengharapan pelanggan biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, iklan, pemasaran, serta bentuk komunikasi lain, baik dari pemasok maupun sumber-sumber lainnya.
Kebutuhan maupun pengharapan pelanggan dapat ditentukan melalui wawancara, survei, perbincangan, penggalian data, atau metode-metode pengumpulan informasi lainnya. Pelanggan mungkin tak memiliki pemahaman jelas mengenai kebutuhannya. Bantuan untuk menentukan kebutuhan dapat menjadi suatu layanan yang berharga bagi pelanggan. Pada proses ini, pengharapan dapat diatur atau disesuaikan dengan kemampuan produk atau jasa tertentu.
B. ELEMEN
DALAM MODEL BISNIS
Membangun sebuah model bisnis tidak sesederhana
melengkapi business plan atau menentukan produk/ jasa mana yang harus dijual.
Membangun model bisnis berarti memetakan bagaimana kita dapat memberikan
barang/ jasa yang bernilai kepada customer.
Dari mana ide bisnis berasal, bagaimana mengukur
kemajuannya dan bagaimana menentukan apakah ide tersebut berhasil/ tidak?
Ikuti langkah-langkah berikut untuk menciptakan model
bisnis yang tepat:
1.
Tentukan Target Market
Memiliki target market yang luas dapat menyebabkan kesulitan untuk menemukan customer yang betul-betul perlu terhadap produk/ jasa Anda. Ketika menciptakan sebuah model bisnis, persempit karakter target market Anda hingga 2 – 3 karakteristik. Garis bawahi profil secara demografi, masalah yang mereka hadapi dan solusi yang dapat Anda tawarkan.
Memiliki target market yang luas dapat menyebabkan kesulitan untuk menemukan customer yang betul-betul perlu terhadap produk/ jasa Anda. Ketika menciptakan sebuah model bisnis, persempit karakter target market Anda hingga 2 – 3 karakteristik. Garis bawahi profil secara demografi, masalah yang mereka hadapi dan solusi yang dapat Anda tawarkan.
2.
Pahami Proses Bisnis
Sebelum memulai bisnis, Anda perlu memahami secara mendalam terkait aktivitas yang dibutukan untuk membuat bisnis Anda berjalan. Tentukan aktivitas kunci bisnis Anda dengan mengidentifikasi keunggulan utama dari produk/ jasa yang Anda tawarkan. Apakah anda menyediakan jasa pembangunan, jasa pengiriman produk atau jasa konsultasi manajemen.
Sebelum memulai bisnis, Anda perlu memahami secara mendalam terkait aktivitas yang dibutukan untuk membuat bisnis Anda berjalan. Tentukan aktivitas kunci bisnis Anda dengan mengidentifikasi keunggulan utama dari produk/ jasa yang Anda tawarkan. Apakah anda menyediakan jasa pembangunan, jasa pengiriman produk atau jasa konsultasi manajemen.
3.
Catat Sumber Daya Bisnis
Apa yang perusahaan Anda butuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, untuk menemukan customer baru dan mencapai target bisnis? Catat setiap sumber daya bisnis yang penting untuk memastikan model bisnis Anda telah cukup dipersiapkan agar mampu tetap bertahan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa website, modal, gudang, daftar customer, dan hak cipta
Apa yang perusahaan Anda butuhkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, untuk menemukan customer baru dan mencapai target bisnis? Catat setiap sumber daya bisnis yang penting untuk memastikan model bisnis Anda telah cukup dipersiapkan agar mampu tetap bertahan. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa website, modal, gudang, daftar customer, dan hak cipta
4.
Kembangkan Value Proposition
Bagaimana perusahaan dapat bertahan di tengah kompetisi? Apakah Anda menyediakan jasa yang inovatif, produk yang revolusioner atau suatu hal baru yang mearik bagi customer terdahulu. Menjelaskan dengan tepat apa yang bisnis Anda tawarkan dan bagaimana hal itu lebih baik dari kompetitor adalah dasar dari value proposition yang kuat. Saat Anda berhasil mendefinisikan value proposition Anda, promosikan hal tersebut dengan jasa atau produk yang Anda tawarkan sehingga Anda memiliki nilai lebih di mata customer.
Bagaimana perusahaan dapat bertahan di tengah kompetisi? Apakah Anda menyediakan jasa yang inovatif, produk yang revolusioner atau suatu hal baru yang mearik bagi customer terdahulu. Menjelaskan dengan tepat apa yang bisnis Anda tawarkan dan bagaimana hal itu lebih baik dari kompetitor adalah dasar dari value proposition yang kuat. Saat Anda berhasil mendefinisikan value proposition Anda, promosikan hal tersebut dengan jasa atau produk yang Anda tawarkan sehingga Anda memiliki nilai lebih di mata customer.
5.
Tentukan Partner Bisnis
Tidak ada bisnis yang dapat berjalan baik tanpa bantuan pihak lain. Saat membuat model bisnis, pilih partner kunci Anda seperti suppliers, partner periklanan atau partner lainnya. Dengan bekerja sama/ partnership, Anda dapat fokus membangun keunggulan utama yang Anda tawarkan sehingga dapat meningkatkan value proposition Anda.
Tidak ada bisnis yang dapat berjalan baik tanpa bantuan pihak lain. Saat membuat model bisnis, pilih partner kunci Anda seperti suppliers, partner periklanan atau partner lainnya. Dengan bekerja sama/ partnership, Anda dapat fokus membangun keunggulan utama yang Anda tawarkan sehingga dapat meningkatkan value proposition Anda.
6.
Buat Strategi Penarik Demand
Kecuali Anda menggunakan pendekatan besar-besaran saat peluncuran perusahaan, Anda membutuhkan strategi yang dapat membuat customer tertarik pada produk/ jasa Anda, menghasilkan daftar potential customer dan menghasilkan sales. Sebagai entrepreneur, Anda harus dapat membangun strategi, bagaimana customer dapat menemukan Anda? dan lebih penting lagi, apa yang harus mereka lakukan begitu mereka sadar akan keberadaanproduk/ jasa Anda?
Kecuali Anda menggunakan pendekatan besar-besaran saat peluncuran perusahaan, Anda membutuhkan strategi yang dapat membuat customer tertarik pada produk/ jasa Anda, menghasilkan daftar potential customer dan menghasilkan sales. Sebagai entrepreneur, Anda harus dapat membangun strategi, bagaimana customer dapat menemukan Anda? dan lebih penting lagi, apa yang harus mereka lakukan begitu mereka sadar akan keberadaanproduk/ jasa Anda?
7.
Tinggalkan Ruang untuk Inovasi
Saat meluncurkan bisnis dan membangun model bisnis, bisnis plan Anda mungkin berdasar banyak asumsi. Hingga saat Anda bertemu dengan customer yang membayar, Anda tidak akan tahu apakah model bisnis Anda dapat menyelesaikan masalah customer atau tidak. Untuk alasan demikian, Anda perlu meninggalkan sedikit ruang untuk berinovasi. Jangan membuat kesalahan dengan berpikir rencana awal Anda adalah statis.
Saat meluncurkan bisnis dan membangun model bisnis, bisnis plan Anda mungkin berdasar banyak asumsi. Hingga saat Anda bertemu dengan customer yang membayar, Anda tidak akan tahu apakah model bisnis Anda dapat menyelesaikan masalah customer atau tidak. Untuk alasan demikian, Anda perlu meninggalkan sedikit ruang untuk berinovasi. Jangan membuat kesalahan dengan berpikir rencana awal Anda adalah statis.
C. PENTINGNYA
MODEL BISNIS
Model bisnis bisa didefinisikan sebagai paparan strategi yang harus dibuat
sebuah bisnis sebelum mulai berkompetisi dengan bisnis lainnya. Banyak sekali
strategi yang harus dijelaskan dalam sebuah model bisnis karena strategi
tersebut berhubungan dengan banyak aspek dalam sebuah bisnis. Model bisnis di
antaranya mengatur tentang tujuan hubungan kita dengan supplier, dengan
distributor atau dengan para pelanggan secara langsung.
Menjabarkan model bisnis dengan benar
akan membantu kita menemukan tujuan bisnis secara jelas dan membahas tentang
target apa yang harus dicapai terlebih dahulu. Dan berbicara mengenai
pembahasan model bisnis